2.6.13

EXPOSE

Setelah acara kemarin (TENGOK BUSTAMAN) heri berikutnya kami diinterview oleh koran lokal SUARA MERDEKA minggu,19 mei 2013, wow banget dan alhamdulillah pastinya..:)


Senang-Senang dengan Grafiti

Berawal dari kepenasaranan, empat sekawan Eric Nanda Gustiya, Muhamad Taufiq, Adi Danang Panuntun, dan Brillian Baihaqiy mengikuti lomba grafiti pada 2009. Padahal, waktu itu mereka tidak punya keahlian dalam bidang street art tersebut. Alhasil, mereka tidak mendapatkan juara. Eits, justru berawal dari situlah empat sekawan yang dulu suka menggambar manga tersebut sekarang beralih ke grafiti dan tergabung dalam klub Zone of Street Art atau akrab disebut Zos.

''Graffiti lebih menantang daripada sekadar melukis atau menggambar. Kita kudu main teknik yang tepat dan pintar-pintar bermain warna. Makin susah tekniknya makin ketagihan buat coba menggambar lagi,'' ungkap Taufiq. Tidak ada waktu khusus untuk mereka berkumpul. Hanya saja, mereka akan saling menghubungi anggota lain jika ingin melakukan boomeratau aksi melukis tembok. Sebab, meski tidak semua anggota melukis pada satu tembok, kehadiran mereka juga jadi ajang sharing dan berbagi teknik.

''Kesibukan kami berbedabeda jadi sulit bertemu. Ada yang kuliah, ada juga yang sudah kerja. So, aktivitas menggambar grafiti kami bikin having fun aja. Senang-senang aja. Jadi, nggak memberatkan. Kalau bisa kumpul ya kumpul, kalau tidak ya nggak apa-apa,'' kata cowok yang punya nick name Spoilerinc itu. Meskipun begitu, komunitas yang sekarang sudah menambah dua anggota, yaitu Bagus Hendra Saputra dan Saputra Made Kusmiran itu beberapa kali mengikuti kontes grafiti.

Salah satu karyanya yang masih terpasang sampai sekarang berada di Halte BRTdepan Griya Puri, Semarang. Dan, dalam waktu dekat ini mereka juga bakal mengikuti Festival Kampung Bustaman di Semarang. Eksistensi Diri Eksistensi diri di mata teman dan komunitas diakui Eric Nanda Gustiya sebagai motivasi menekuni grafiti street art. Itulah mengapa banyak karya grafiti ditemukan di jalan-jalan strategis. Jadi jangan heran kalau pada tembok umum seperti halte atau perempatan jalan biasa dijadikan ajang pamer eksistensi oleh para bommer itu. Ups, ternyata nggak asal mengejar eksistensi, lo.

Dari sebuah eksistensi itulah, cowok yang punya nick name Silver Silly itu berharap kelak karyanya mendapat apresiasi dan mendapatkan penghasilan dari street art graffiti. ''Penginnya sih hobi ini bisa menghasilkan duit. Kita mendapatkan penghasilan dari berkarya tanpa mengurangi jati diri kita. Apalagi untuk menyelesaikan satu karya tidak mudah,'' kata cowok yang juga suka menggambar sejak SMPitu.

Asri Candra P

source : http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2013/05/19/225169/Senang-Senang-dengan-Grafiti

Tidak ada komentar: